Masih
tersimpan dalam ingatan saya ketika salah satu dosen s-1 Bahasa Inggris saya
menjelaskan bagaimana proses pemerolehan atau penguasaan Bahasa Inggris sebagai
bahasa kedua atau bahasa asing. Beliau mengambil teori dari salah satu buku Principles of Language Teaching and Learning
karangan Douglas Brown mengenai
proses seseorang memperoleh sampai menguasai Bahasa Inggris. Beliau menjelaskan
bahwasannya tahapan seseorang memperoleh suatu bahasa dimulai dari mendengarkan
(listening). Seperti kita ketahui bersama bahwasannya seorang anak kecil, dalam
hal ini anak balita, bisa berbicara atau menirukan perkataan orang dewasa
berasal dari mendengarkan (listening). Dosen saya dengan komprehensif
menjelaskan bahwasannya pasangan dari listening
adalah speaking. Seseorang
mendengarkan kemudian meresponnya dengan berbicara (speaking). Ketika anak
sudah mulai beranjak besar, penguasaan bahasa mereka bukan hanya sekedar berbicara.
Setelah memori meraka telah terisi berbagai kosa kata bahasa yang mereka
peroleh, dengan menggunakan salah satu panca indra mereka, dalam hal ini mata,
mereka mengaktifkan kemampuan berbahasa mereka dalam memahami sebuah tulisan.
Kalau dikaitkan dengan teori penyerapan dan pemproduksian bahasa, pasangan dari
reading (membaca) adalah writing (menulis).
Penjelasan
teori pemerolehan bahasa memang merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan
oleh para ahli Bahasa. Namun tahukah anda bahwasannya keagungan Al qur’an telah
menjelaskan bagaimana proses atau tahapan sebuah bahasa itu diperoleh.
Allah swt berfirman, yang artinya; “Dan
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur” (QS an-Nahl 16:78);
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu
tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan
dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” (QS al-Israa
17:36).
Perhatikan
ayat-ayat tersebut di atas; Ada urutan “Pendengaran” (as-sam’a), lalu
“Penglihatan” (al-abshar/al-bashar), & “hati/akal-budi” (al-Fuaad). Urutan
tersebut di atas bisa dikatakan sebagai urutan (tahap-tahap) dalam mempelajari
atau menguasai suatu bahasa, termasuk bahasa Indonesia, Arab & Inggris.
Pendengaran,
kita memperoleh suatu bahasa dari proses mendengarkan (listening). Anak balita
pertama kali mendapatkan bahasa mereka dari mendengarkan orang tuanya
berbicara, terutama dari ibu mereka. Setelah mereka memperoleh bahasa dari
proses mendengarkan mereka mengucapkannya (speaking). Awalnya mereka hanya meniru
kata demi kata yang diucapkan orang tua atau orang-orang disekitarnya. Seiring
dengan bertambahnya usia, mereka sudah bisa berbicara dengan kalimat yang
lengkap. Contoh lain dari pemerolehan bahasa yang diawali dengan mendengarkan
(listening) adalah ketika ada seorang anak yang dibawa orang tuanya ke negara
Inggris atau Amerika dalam waktu yang lama. Si anak pasti pada akhirnya
menguasai Bahasa Inggris melalui tahapan mendengarkan dan berbicara.
Tahap kedua
adalah penglihatan, dalam hal ini adalah membaca (reading). Membaca merupakan
pasangan dari menulis (writing) karena seseorang tidak bisa membaca kalau tidak
ada tulisan. Pada proses pemerolehan bahasa melalui membaca, seseorang membaca
dengan tujuan membaca dengan lancar (reading fluency) atau membaca dengan
memahami (reading) comprehension). Seseorang yang bisa membaca bacaan Bahasa
Inggris dengan lancar (sesuai dengan pronunciation Bahasa Inggris) pasti
melalui tahapan pendengaran. Mereka mendengarkan, menirukan, kemudian
mempraktikannya dalam membaca. Karena sebuah bacaan merupakan kumpulan dari
kata yang membentuk suatu kalimat, dalam memahami sebuah bacaan yang dibaca,
seseorang juga melalui tahapan yang pertama, yaitu mendengarkan atau mengenali
kosa kata yang kemudian mereka lebih pahami dalam sebuah bacaan. Seorang
penulis yang hebat bisa membuat sebuah karya tulisan yang mengumkan karena
tidak selalu membaca berbagai membaca buku. Dengan kata lain, tahapan menulis
didahului oleh membaca (reading).